PASAR DALAM PERSPEKTIF MAKRO EKONOMI
By: Jhonson A. Sutanto &
Mr. Silvanus ginting, SE
Gubernur Bank Indonesia sering menyebut di media bahwa pasar sangat sulit dikendalikan,sehingga nilai tukar rupiah semakin lama semakin mendekati angka Rp.12.000 per US$1,dan dikhawatirkan mencapai kisaran Rp.16.000 per dollarnya. Pada saat sekarang ini, dapat kita lihat di media cetak maupun elektronik, harga pasar saham yang terus menurun. Pasar komoditi harganya menjadi anjlok, pasar minyak bumi yang harganya terus turun,dsb. Oleh karena itu,penulis ingin menulis mengenai bagaimana pasar itu sebenarnya. Meskipun kita selalu mendengar kata pasar, namun demikian masih banyak orang yang belum mengerti apa arti pasar. Baik orang awam, ekonom maupun pelaku di pasar, wajib memahami dengan baik bagaimana pasar itu sebenarnya agar dapat menghindari kerugian2 yang besar yang diderita oleh para pelaku pasar. Pada umumnya, pasar dapat diartikan sebagai tempat pertemuan antara pembeli dan penjual. Di dalam pasar ini, terjadi negosiasi mengenai harga, sehingga akhirnya ada kesepakatan harga dari suatu barang maupun jasa dan itulah yang disebut sebagai harga pasar.
Dalam ilustrasi di atas,kita lihat proses terjadinya harga itu masih sangat sederhana,dan harga itu hanya ditentukan oleh dua belah pihak yaitu penjual dan pembeli. Dalam lingkup yang lebih luas, pasar dipengaruhi oleh banyak pihak, baik secara langsung maupun secara tidak langsung sehingga pasar itu tidak bisa diramalkan oleh siapapun. karena terdapat invisible hand yang mengatur pasar, apakah harganya akan naik atau turun.
Lalu,bagaimana pengaruh pasar terhadap perekonomian suatu individu atau institusi bisnis?
Apabila pasar dalam keadaan stabil, perekonomian akan terus bertumbuh dan berkembang, produksi barang dan jasa meningkat, demikian juga dengan nilai ekspor barang.
tetapi banyak pelaku bisnis yang melakukan transaksi bisnisnya tanpa memperhatikan prinsip-prinsip kehati-hatian. Pada umumnya, pelaku pasar ingin mencari keuntungan setiap terjadinya transaksi; tetapi dalam suatu kejadian, bisa saja merka menderita kerugian walaupun kejadian ini tidak diingini oleh mereka. Mereka melihat pasar adalah suatu keadaan yang stabil, tenang, tidak ada gejolak, dan mereka tidak melakukan reserve untuk mengatasi terjadinya gejolak di pasar.Akan tetapi, sekali pasar bergejolak, maka akan ada banyak para pelaku ekonomi yang bertumbangan di pasar. Hal ini dapat dilihat dengan turunnya nilai ekspor, kekeringan likuiditas di perbankan yang disebabkan kredit macet, harga2 saham yang anjlok di pasar modal, dan juga dapat menimbulkan efek domino yang disebut sebagai resesi ekonomi. Prinsip kehati-hatian yang harus diterapkan oleh para pelaku pasar disebut sebagai konservatisme. Prinsip ini, antara lain meliputi: tindakan membuat cadangan atau reserve untuk menghadapi hal-hal yang tidak terduga seperti perubahan2 pasar yang ekstrim; membuat diversifikasi investasi (don’t put all eggs in one basket).
Kerugian apakah sebenarnya yang bisa ditimbulkan oleh pasar?
Pasar dapat memberikan dampak yang sangat penting dalam perekonomian. Keuntungan dan kerugian dapat saja dirasakan oleh para pelaku pasar. Keadaan yang akhir-akhir inil dialami oleh pasar di seluruh dunia dan dialami oleh negeri kita disebut sebagai krisis global yang memberi multiplier effect ke segala aspek perekonomian. Dalam krisis global sekarang ini, dimana pasar tidak dapat diprediksi oleh siapapun, banyak orang yang sebelum krisis global ini memiliki nilai aktiva dalam bentuk portofolio ratusan miliar rupiah. Tiba-tiba, pasar dilanda krisis dan aktivanya bisa turun hingga 60%. Kejadian ini membuat banyak orang menjadi stress dan bahkan ada yang sampai ingin mengakhiri hidupnya.sedemikian dahsyatnya pengaruh gejolak pasar terhadap nilai harta suatu indivitu ataupun institusi sehingga penulis merasa tertarik untuk menurunkan artikel ini sebagai salah satu acuan agar menambah waawasan untuk mengatasi gejolak pasar terhadap kekayaan atau harta masing2. pemahaman yang baik mengenai pasar setidak-tidaknya dapat mencegah atau mengurangi kerugian2 yang tidak perlu.